Mawandi Noveriansyah,
QHSE Auditor
Awalnya saya berfikir bahwa ISO 9001:2015 ini akan semakin menyulitkan dalam implementasinya, namun ternyata tidak juga karena pada versi terbaru ini yang launching sejak September 2015 memungkinkan organisasi maupun perusahaan mengetahui prospek dan koordinat bisnis mereka dan faham betul langkah apa saja yang harus dilakukan.
Beberapa perubahan yang terjadi dalam standard ISO 9001 sejak revisi pertamanya pada 1994 mengedepankan Clause Based dimana setiap Organisasi atau perusahaan harus mengimplementasikan persyaratan - persyaratan yang ada pada standard kedalam organisasinya ini hampir sama persis dengan revisinya pada versi 2000, kemudian pada revisi selanjutnya di versi 2008 bisa kita sebut proses based karena setiap organisasi atau perusahaan direkomendasikan untuk mengidentifikasi dan menyesuaikan standar dengan prosesnya, hingga yang paling mutakhir saat ini adalah versi 2015 sebutlah Risk Based, dimana organisasi atau perusahaan harus mengidentifikasi Risk atau resiko serta peluang sebelum segala sesuatu dimulai, ini bertolak belakang pada versi 2008 dimana versi 2008 menampilkan PAR (Preventive Action Report) atau tindakan pencegahan dengan kata lain masalah atau resiko terjadi terlebih dahulu baru kemudian di analisa dan diberikan tindakan pencegahannya agar tidak terulang kembali dikemudian hari, mungkin saja Technical Committee di IOS mengidentifikasi hal ini kurang optimal sehingga mereka mengubahnya di versi 2015 dengan menghilangkan unsur PAR tadi dan menggantinya dengan istilah RISK BASED THINKING (RBT).
RBT mengharuskan Organisasi atau Perusahaan menganalisa dan menentukan Resiko yang akan timbul dari setiap aktifitas yang dilakukan di setiap bagian maupun departemen, ISO memang tidak mempersyaratkan dengan detail mengenai pengoperasian RBT ini namun, Organisasi bias memanfaatkan table HAZARD (dalam OHSAS) untuk mendeskrpsikan resiko yang timbul dan dilakukan pemeriksaan serta pengontrolan secara rutin untuk menurunkan tingkat resiko. Selain Risk adalah Opportunity atau peluang bentuk negasi dari Risk, peluang apa saja yang mampu dicapai dan bagaimana dilakukan optimalisasinya, kemudian Identifikasi faktor Eksternal dan Internal perusahaan, hal - hal yang perlu di highlight oleh Manajemen serta dilakukan analisa mendalam hingga outputnya mampu menunjukan dan menganalisa perusahaan atau organisasi dalam pencapaian dan hal - hal yang harus diprioritaskan dalam mengarungi pasar bisnis global, beberapa perusahaan menggunakan Analisis SWOT dan Diagram Cartesius untuk mengoperasikannya sehingga muncul posisi organisasi maupun perusahaan berada di kuadran yang mana dan hal apa yang harus dilakukan, perlu diingat analisis ini tidak melulu harus menggunakan metode SWOT atau diagram Cartesius masih ada beberapa cara seperti Pareto dan lain sebagainya.
Perubahan selanjutnya adalah tidak mandatory lagi adanya Manual, Prosedur, bahkan Form - form baku yang sebelumnya diatur sedemikian rapi, namun hal ini masih diperbolehkan untuk dipertahankan, beberapa pakar ISO mengatakan "ISO ini adalah sebuah tangga yang berkelanjutan dalam setiap edisi maupun revisinya jadi saat ini ISO sudah naik lagi beberapa level anak tangga, jika tangga sebelumnya dibuang makan otomatis akan menciderai diri dikemudian hari", sama halnya dengan Management Representative jika sebelumnya hamper seluruh aktifitas dinaungi MR maka diversi terbaru semua elemen memiliki peran yang sama dalam proses implementasi, Record yang akan diperiksa berubah istilah menjadi Information Documented atau Informasi terdokumentasi.
Dan ada beberapa hal lagi yang berubah seperti Organisasi atau Perusahaan harus mengidentifikasi Kebutuhan dan Harapan (Need and Expectation) pihak - pihak yang berkepentingan seperti Pemilik Saham, Karyawan, Pemerintah, External Provider, Komunitas, dan lain sebagainya tergantung pada kebutuhan perusahaan.
Hal diatas adalah beberapa perubahan - perubahan besar yang terjadi dalam ISO 9001:2015, selain pertambahan klausul dan pergeseran klausul secara otomatis, ISO 9001:2015 memang dikemas sedemikian rupa agar Organisasi maupun perusahaan mampu mereview sejauh mana kredibilitas dan peluang usaha mereka dimasa - masa mendatang, ISO terus melakukan inovasi dari masa ke masa guna menjawab tantangan dan persaingan yang muncul dalam tiap elemen waktu yang terus bergerak maju, seringkali saya berfikir bilamana ISO merubah paradigmanya seperti beberapa standard technical yang lain yang menyatakan setiap klausulnya adalah sebuah keharusan untuk diterapkan dan dijalankan, hingga proses sertifikasi ISO menjadi lebih strength dan selektif, namun saya juga harus melihat dari sisi keberlangsungan bisnis, semoga...
MN (C) 2016